Kamis, 12 September 2013

Biografi Erwin Rommel




Erwin Rommel


Erwin Johannes Eugen Rommel (lahir 15 November 1891 – meninggal 14 Oktober 1944 pada umur 52 tahun) adalah seorang komandan pasukan Jerman pada era Perang Dunia II. Perdana Menteri Britania Raya Sir Winston Churchill, yang waktu itu adalah musuh bebuyutan Jerman, pernah terang-terangan memberikan salut kepada jenderal jenius ini di Parlemen. Pada akhir hayatnya ketika ditanya mengapa dia memuji musuh, Churchil mengatakan "Saya tidak menyesal memuji Rommel". Dihormati oleh pasukan sendiri dan pasukan lawan karena menjadi petugas murah hati, Erwin Rommel adalah Marsekal Lapangan Jerman selama Perang Dunia 2 yang memimpin pasukan Jerman melawan Sekutu selama invasi Normandia. Dihitung di antara salah satu komandan paling berpengalaman dari gurun perang , Jenderal Rommel yang populer dikenal dengan julukan "Desert Fox." Sepanjang pelayanan, ia tidak pernah dituduh melakukan kejahatan perang, dan lebih jauh lagi, ia menentang untuk membunuh tentara atau warga sipil yang ditangkap.




·        Biografi Erwin Rommel
 Erwin Johannes Eugen Rommel "Desert Fox" (Rubah Gurun/Wüstenfuchs), adalah seorang Jenderal Besar (Generalfeldmarschall) Jerman masa Perang Dunia II yang paling terkenal, dan dihormati baik oleh musuh2nya maupun koleganya. Atau, biasa dipanggil erwin rommel lahir di  dilahirkan di Heidenheim, Württemberg, Jerman. 15 November 1891 – meninggal 14 Oktober 1944 pada umur 52 tahun.Di masa muda, Rommel sempat membuat glider bersama teman-temannya. Punya jiwa penemu. Rommel muda ingin belajar t
eknik, namun ayahnya tidak menyetujuinya dan menyuruhnya bergabung dengan Resimen Infantri ke-24 Württemberg sebagai kadet pada 1910.


           

Pada November 1911, Rommel menyelesaikan pendidikannya dan mendapat pangkat Letnan di Wehrmacht/Angkatan Darat Jerman pada Januari 1912.Saat pecah Perang Dunia I tahun 1914, Rommel tergabung dengan pasukan elit Alpen Korps dengan pangkat letnan dan bertugas di front barat, Rommel mendapat anugerah bintang jasa Iron Cross kelas satu dan kelas dua. Rommel bertugas di front Italia, dan usai memimpin penyerangan Monte Matajur dipromosikan sebagai kapten. Segera sesudahnya, Rommel dan sekelompok kecil anak buahnya merenangi Sungai Piave untuk merebut garnisun pasukan Italia di Lognaroni. Pertempuran ini menyebabkan dirinya dianugrahi bintang jasa tertinggi di Angkatan Perang Jerman, yaitu Pour le Mérite, Seusai perang dunia 1 Rommel menjadi instruktur di sekolah infantri di Dresden, Sebagai guru yang luar biasa, bahan-bahan kuliah Rommel yang bersumber dari buku hariannya selama Perang Dunia I diterbitkan sebagai buku taktik-taktik infantri (Infanterie greift an) pada 1937. Buku itu amat mengesankan Hitler dan lantas Rommel dijadikan pengawal andalan Hitler untuk beberapa lama. Selama Perang Dunia 2 Rommel mulai berkibar di PD II dengan menjadi komandan 7th Panzer Division Jerman "Gespensterdivision" (Ghost Division). Dinamai Ghost Division karena kecepatan dan kebebasan manuvernya yang bahkan Komando Tertinggi Jerman di Berlin pun susah untuk mengikutinya.Ini terjadi pada saat jerman menginvasi prancis. nama rommel pun mengalahkan para seniornya seperti guderian, mainstein. Sebagai penghargaan, Rommel dipromosikan menjadi Jenderal. Yang kemudian ditunjuk sebagai komandan.

   Nama Rommel makin terkenal seantero Jerman dan melegenda setelah dia menjadi komandan Deutsche Afrikakorps (Korps Afrika Jerman), dengan medan pertempuran yang membentang di Afrika Utara. Rommel dikenal sebagai seorang Jenderal Perang paling hebat dalam medan pertempuran gurun pasir. Disanalah julukan "Desert Fox" disematkan pada dirinya dan melegenda. Pasukan Sekutu terutama Inggris benar2 ketar-ketir dibuatnya. Bagaimana tidak, dengan pasukan dan perlengkapan tempur (Tank, amunisi, perbekalan, senjata, artileri, dll) yang terbatas, Rommel mencatat kemenangan demi kemenangan dalam setiap pertempuran yang tercatat di medan Afrika Utara. Saking frustrasinya pasukan sekutu waktu itu, tercatat pernah dilakukan usaha pembunuhan Rommel oleh sekelompok pasukan komando Inggris. Tapi, akhirnya rommel dikalahkan, Sang Rubah Gurun mulai terhuyung2 setelah akhirnya jalur logistik Jerman sudah digempur habis2an, dan perbekalan yang harusnya sampai di tangan pasukannya banyak yang dihancurkan dan hilang di tengah jalan oleh british 8th army pimpinan jenderal montgomery di el-alamien, kemudian setelah kalah di el alamien rommel ditempatkan di normandia untuk menginspeksi atlantic wall. Rommel ditunjuk sebagai Panglima Grup B Wehrmacht, yang bertugas mempertahankan pantai Perancis dari kemungkinan invasi Sekutu. Di bawah komandonya termasuk barisan pertahanan Benteng Atlantik (Atlantic Wall) yang akhirnya tidak mampu menahan invasi Sekutu pada 6 Juni 1944. Pada 17 Juli 1944, dalam perjalanan pulang dari front, mobil Rommel diberondong pesawat Spitfire Angkatan Udara Kanada. Rommel terluka parah dan harus menjalani perawatan di rumah sakit. Pada saat yang sama, terbongkarlah konspirasi politik yang ingin menghabisi Hitler (Plot 20 Juli). Keterlibatan beberapa orang dekatnya menyebabkan Rommel dicurigai, sehingga membuat hitler curiga, yang pada akhirnya rommel diberi 2 pilihan oleh hitler minum racun, atau diadili. tapi rommel memilih meminum racun. Hitler pun memakamkan rommel dengan upacara militer, ini mengingat popularitas yang tinggi di rakyat jerman. ini menjadi akhir yang tragis bagi si rubah padang pasir.



·        Masa muda
Rommel dilahirkan di Heidenheim, sekitar 50 km dari kota Ulm, di negara bagian Württemberg, Jerman bagian selatan. Anak kedua seorang kepala sekolah menengah di Aalen ini pada usia 14 tahun bersama teman-teman membuat sebuah pesawat layang (glider) yang berhasil terbang, meski tidak jauh. Rommel muda ingin belajar teknik, namun ayahnya tidak menyetujuinya dan menyuruhnya bergabung dengan Resimen Infantri ke-24 Württemberg sebagai kadet pada 1910 dan segera dikirim ke Sekolah Kadet Militer di Danzig.
Pada 1911, kadet Rommel berkenalan dengan Lucie Maria Mollin, yang kemudian dinikahinya pada 1916. Pada November 1911, Rommel menyelesaikan pendidikannya dan mendapat pangkat Letnan di Wehrmacht/Angkatan Darat Jerman pada Januari 1912.
·        Perang Dunia I
Saat pecah Perang Dunia I tahun 1914, Rommel tergabung dengan pasukan elit Alpen Korps dengan pangkat letnan dan bertugas di front barat: Perancis dan Rumania. Terluka sebanyak tiga kali, Rommel mendapat anugerah bintang jasa Iron Cross kelas satu dan kelas dua pada Januari 1915.
Pada 1917 Rommel bertugas di front Italia, dan usai memimpin penyerangan Monte Matajur dipromosikan sebagai kapten. Segera sesudahnya, Rommel dan sekelompok kecil anak buahnya merenangi Sungai Piave untuk merebut garnisun pasukan Italia di Lognaroni. Pertempuran ini menyebabkan dirinya dianugrahi bintang jasa tertinggi di Angkatan Perang Jerman, yaitu Pour le Mérite, bintang jasa yang biasanya diberikan hanya pada para jenderal. Pasukannya juga memainkan peranan penting dalam pertempuran di Caporetto, kunci kemenangan Jerman atas Angkatan Darat Italia.
·        Menjelang Perang Dunia II
Usai perang, Rommel tetap berdinas di Wehrmacht dan pada 1929 diangkat menjadi instruktur di Sekolah Infantri di Dresden. Pada Oktober 1935 dia naik pangkat menjadi letnan kolonel dan mulai mengajar di Akademi Militer Potsdam.
Sebagai guru yang luar biasa, bahan-bahan kuliah Rommel yang bersumber dari buku hariannya selama Perang Dunia I diterbitkan sebagai buku taktik-taktik infantri (Infanterie greift an) pada 1937. Buku ini dibaca oleh Adolf Hitler yang saking terkesannya menugaskan Rommel melatih Hitler Jügend pada tahun itu. Pada tahun 1938, Rommel, yang sudah berpangkat kolonel, ditunjuk sebagai komandan Akademi Perang di Wiener Neustadt. Di sekolah itu, dia menulis buku lanjutan bukunya yang pertama (Infantry Attacks), yaitu Panzer greift an (Tank Attacks, sering diterjemahkan sebagai Tank in Attacks). Dia dipindahkan tak lama kemudian dan ditempatkan dalam batalyon pengawal pribadi Adolf Hitler (Führer-Begleitbattalion).
·        Perang Dunia II
Pada musim gugur 1938, Hitler menunjuk Rommel untuk memimpin unit Wehrmacht yang bertugas melindungi kunjungannya ke Cekoslowakia yang baru saja dianeksasi Jerman. Menjelang invasi ke Polandia, Rommel dipromosikan sebagai Mayor Jenderal dan Komandan Führer-Begleitbattalion yang bertanggungjawab atas pengamanan markas besar bergerak Hitler selama invasi.
Perancis 1940
Tiga bulan setelah invasi Polandia, Rommel mendapat perintah mengomandoi Divisi Panzer ke-7 yang menginvasi Perancis pada Operasi Fall Gelb, Mei 1940. Pasukannya bergerak maju lebih cepat dan lebih jauh dari pasukan-pasukan lain dalam sejarah militer dunia dan mendapat julukan Gespenster-Division (Divisi Hantu), saking sulitnya dideteksi keberadaannya bahkan oleh markas besar Wehrmacht.
Divisi Panzer ke-7 merupakan unit pasukan Jerman pertama yang mencapai Selat Inggris pada 10 Juni 1940, Lalu dia memutar ke selatan, merebut pelabuhan penting Cherbourg pada 19 Juni, dan melaju sepanjang pesisir Perancis hingga mencapai perbatasan Spanyol.
Selama pertempuran di Perancis tersebut, ia tidak henti-hentinya mengalami keberhasilan. Salah satunya pada pertempuran di Arras. Rommel memang seorang yang tahan banting. Pada fase pertama pertempuran ini, Divisi Panzer ke-7 berhasil dipukul mundur oleh tentara Sekutu pimpinan Mayjen Harold Franklyn, tetapi hal ini tidak berlangsung lama. Setelah ia berhasil mengumpulkan kekuatan kembali, akhirnya ia berhasil mengalahkan tentara sekutu pada fase kedua pertempuran.

Afrika Utara 1941-1943

http://bits.wikimedia.org/static-1.22wmf11/skins/common/images/magnify-clip.png
Panglima Tertinggi Erwin Rommel, Komandan Angkatan Jerman di Afrika Utara, dengan para pembantunya selama kampanye gurun pada tahun 1942
Sebagai penghargaan, Rommel dipromosikan menjadi Jenderal dan panglima dari 2 divisi AD Jerman yaitu Divisi Ringan ke-5 (kemudian direorganisir dan redesain sebagai Divisi Panzer ke-21) dan Divisi Panzer ke-15, yang dikirim ke Libya pada awal 1941 untuk menolong pasukan Italia yang menderita kekalahan besar di front Afrika Utara. Pasukannya inilah cikal bakal terbentuknya Deutsches Afrika Korps. Pasukan barunya ini berhasil memukul mundur Tentara ke-8 Inggris (British 8th Army) keluar dari Tobruk di Libya. Pasukannya merangsek terus ke Mesir tapi berhasil dipatahkan di 'Alamain. Begitu tentara Amerika Serikat mendarat di Maroko dan Aljazair, pasukannya ditarik mundur meninggalkan Tunisia. Kiprahnya di medan pertempuran di padang pasir Afrika Utara itu membuatnya dijuluki "Rubah Padang Pasir" ("The Desert Fox")
Kejeniusannya dalam taktik perang infantri, didukung kecanggihan teknologi panser Jerman dan kedisiplinan pasukannya yang tinggi membuat Jerman unggul. Sayang sekali, kesuksesan ini tidak terlalu mendapat tanggapan serius dari Reichführer Hitler. Kurangnya pasokan logistik, amunisi dan bahan bakar dikarenakan perhatian Hitler ke front Rusia dan upaya menyerbu Inggris serta adanya blokade Angkatan Laut Inggris di Laut Tengah menyebabkan pasukan Afrika Korps tidak mampu melanjutkan pertempuran dan terus mengalami kekalahan.
Benteng Atlantik 1943-1944
Rommel yang terserang infeksi saluran pernapasan ditarik pulang ke Jerman. Ada dugaan kekalahannya di El Alamein dan penarikan mundur pasukannya dari Thubruq membuat Hitler berang. Kembali ke Jerman, Rommel sempat menganggur. Akan tetapi saat serangan Sekutu makin gencar, Rommel ditunjuk sebagai Panglima Grup B Wehrmacht, yang bertugas mempertahankan pantai Perancis dari kemungkinan invasi Sekutu. Di bawah komandonya termasuk barisan pertahanan Benteng Atlantik (Atlantic Wall) yang akhirnya tidak mampu menahan invasi Sekutu pada 6 Juni 1944.

1 komentar:

  1. Masih banyak typo (contoh: Manstein menjadi mainstein)
    Penggunaan tanda baca masih kurang tepat, penggunaan huruf kapital dalam nama masih terkadang salah, tolong revisi page ini secepatnya.
    Saya yang membutuhkan biografi untuk tugas Bahasa Indonesia saya menjadi repot karena harus menyunting berulang-ulang teks anda

    BalasHapus